Laporan Reporter Juven Nitano
Sebanyak 11 Peneliti asal Institut Teknologi Bandung atau
ITB selama beberapa hari melakukan kunjungan dan penelitian di Desa Fatumonas,
Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, menilai daerah amfoang cocok dan
sangat berpotensi untuk dijadika lokasi observatorium, Hal ini disampaikan oleh
Ketua Tim peneliti ITB, Zadrach L. Dupe.
Zadrach dupe mengatakan, setelah diadakan penelitian dan
pengamatan secara khusus dan intensif selama kurang lebih 6 tahun melalui
satelit, bahwa wilayah NTT khusus Wilayah pegunungan Amfoang kabupaten kupang
tepatnya di sekitar puncak Timau terdapat tempat yang sangat berpotensial untuk
dijadikan pusat observatorium.
Dupe menjelaskan, kriteria yang menjadi acuan peneliti adalah,
lokasi Obsevatorium haruslah pegunungan yang mempunyai ketinggian yang baik
sehingga Kabupaten Kupang merupakan tempat yang sangat cocok dan potensial
untuk pengembangan Obsevatorium karena memiliki langit yang bagus ditambah awan
yang lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Kondisi awan
yang tipis dan sedikit sangat mempermudah untuk melihat ke angkasa karena Obsevatorium
tersebut nantinya akan dipasang Teleskop yang cukup besar guna melihat dan
mendeteksi benda-benda angkasa, ujar Dupe.
Lebih jauh lanjut Dupe mengatakan, Indonesia perlu membuat
Obsevatorium yang baru dan modern sebab Indonesia hanya mempunyai 1
Obsevatorium yang terletak di Kota
Lembang Bandung dan saat ini sudah berumur 90 tahun. selain itu kota lembang
saat ini sudah sangat berkembang sehingga diperlukan sebuah tempat yang masih
alami, tambah dupe.
Atas dasar inilah, 11 orang peneliti ITB selama kurun waktu
beberapa tahun terakhir ini melakukan penenelitian melalui satelit dan tindak lanjut
dari hasil penelitian satelit tersebut, saat ini Tim peneliti langsung ke
Amfoang Kabupaten Kupang untuk meneliti lokasi observatorium tersebut.
penelitian yang dilakukan saat ini merupakan penelitian tahap
awal guna memastikan bahwa Amfoang merupakan tempat yang benar-benar layak
untuk dijadikan lokasi Obsevatorium sehingga akan diteliti secara berkala oleh
peneliti-peneliti ITB tersebut.
0 komentar :
Posting Komentar