Dalam keterangan perssnya Humas posko perjuangan rakyat
kolhua Josef Asafa menilai, ada berbagai cara dan upaya lain dari pemerintah
kota kupang agar mega proyek ini tetap berjalan.
Asafa menilai, pergantian
lurah kolhua dengan menghadirkan Simon Niap, walikota kupang Jonas Salean dalam
pernyataannya mengatakan, hal ini terjadi semata-mata karena Simon Niap
sebentar lagi akan pensiun.
Hal ini bagi Asafa, merupakan strategi yang digunakan untuk
meyakinkan warga kolhua untuk lobi
pembebasan lahan.
Menanggapi pernyataan walikota Jonas Salean tentang adanya
dukungan sekitar 70 sampai 80 % warga pemilik lahan yang secara diam-diam
bertemu dengan walikota kupang untuk menyerahkan tanah, ketua Serikat Rakyat
Miskin Indonesia dan aktivis PRD NTT ini menilai, ini semua semata-mata
merupakan strategi adu domba antar warga yang berujung pada konflik horisontal
nantinya.
Asafa menambahkan, saat ini mereka sudah melakukan ceklist terhadap
seluruh warga kolhua dan tidak ada yang menyerahkan tanah kepada walikota.
Upaya ini hanyalah kanalisasi untuk meloloskan megaproyek ini, bahkan dalam jakarta
indonesia finance today atau IFT juga menyebutkan megaproyek ini yakin dalam
planingnya bendungan kolhua juga termasuk didalamnya dari 5 bendungan lainnya,
ungkap Asafa.
Asafa juga mengatakan, posko perjuangan rakyat kolhua dan
warga kolhua secara tegas menantang walikota kupang untuk menyebutkan siapa
saja atau nama-nama warga yang telah menyerahkan tanah kepada pemerintah kota
kupang.
0 komentar :
Posting Komentar