Dalam sambutannya yang
disampaikan asisten II bidang pembangunan setda provinsi NTT dalam workshop
SUTT dan SUTET, gubernur Frans Lebu Raya mengatakan, kehidupan umat manusia
dalam berbagai aktivitas, saat ini sulit untuk dipisahkan dari kebutuhan akan
energi atau tenaga listrik sebab sudah menguasai serta berperan besar bagi
aktivitas dan pergerakan kemajuan manusia serta perubahan dunia.
Lebu Raya dalam sambutannya juga
mengatakan, penyediaan listrik tenaga diesel saat ini semakin mahal seiring
dengan kenaikan BBM dan berpeluang akan habis dimasa yang akan datang.
Oleh
sebab itu alternatif pemenuhan kebutuhan energi di NTT secara bertahap akan
dialihkan ke pemanfaatan sumber pembangkit yang berasal dari batu bara atau
PLTU yang dianggap masih efisien sesuai kapasitas pembangkit yang besar dalam
suatu sistem wilayah secara interkoneksi.
Lebu Raya menambahkan, diberbagai
tempat di wilayah NTT saat ini, sedang dilaksanakan pengembangan jaringan
listrik yang bisa saja melewati kawasan hutan, kawasan permukiman, kawasan
pertanian serta kawasan lainnya yang memerlukan koordinasi, komunikasi dan
kesepahaman serta pengertian sesuai regulasi antar pihak terkait sehingga
membantu percepatan pihak penyedia listrik untuk kebutuhan masyarakat oleh PLN.
Sampai april 2013, ratio
elektrifikasi di NTT baru mencapai 49,67 %, hal ini menurut Lebu Raya masih
jauh dari harapan yang ditargetkan Sampai akhir 2014 ditargetkan sebesar 76 %.
Kebutuhan untuk mencapai target
tersebut diperkirakan membutuhkan pembangkit listrik dengan daya 200 mega watt,
dan jumlah ini akan semakin besar devisitnya sebab belum termasuk permintaan
kebutuhan untuk investasi bidang industri, properti serta hotel besar yang saat
ini semakin diminati diwilayah NTT, sejalan dengan pesatnya pengembangan
pariwisata dan perniagaan, jelas Lebu Raya.
Sehingga Lebu Raya berharap, agar
keterbukaan informasi dan komunikasi yang mendalam dari PLN terkait dampak SUTT
dan SUTET terhadap kesehatanmanusia dan lingkungan sehingga tercapainya
pemahaman menyangkut upaya penyiapan dan keberlangsungan kelistrikan di
NTT.
0 komentar :
Posting Komentar