TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE MADIKA FM 91,7 Mhz - ONLINE

Berminat Untuk Pasang Iklan Hubungi 085237773750

Home » » Sonaf Tamkesi , Jejak Peradaban Timor

Sonaf Tamkesi , Jejak Peradaban Timor

• Sonaf Tamkes

Oleh : Gregori Alouw

Di tengah derasnya arus modernisme, rumah-rumah tradisional mulai ditinggalkan karena dianggap kuno. Padahal, arsitektur yang tumbuh di masyarakat secara turun temurun ini telah teruji selama berabad-abad mampu mengharmonisasikan dirinya dengan lingkungannya. Sayangnya, belum semua kekayaan itu dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam dunia arsitektur kekinian karena belum tergali dan terdokumentasi secara optimal.

Ironisnya, dokumentasi malah lebih sering dilakukan oleh peneliti asing. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Arsitek Indonesia sebab sebenarnya kita masih belum tahu banyak tentang kekayaan arsitektur nusantara yang sebenarnya.

Pulau Timor memiliki sejuta pesona yang belum dijelajahi, dan bahkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia sendiri. Pulau Timor masih memiliki banyak kampung tradisional yang menyimpan nilai-nilai sejarah dan budaya yang kental. Salah satu kampung tersebut adalah Sonaf Tamkesi. 

Banyak rumor beredar mengenai Sonaf ini, seperti banyaknya pantangan, adat yang sangat ketat, serta pencapaian yang tidak mudah. Sonaf Tamkesi terletak di Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timor. Perjalanan ke Sonaf Tamkesi bisa menggunakan kendaraan umum dari Kupang menuju ke Kefamenanu , dilanjutkan motor atau mobil 4wd ke arah Sonaf Tamkesi.

 • Kehidupan Penduduk Sonaf Tamkesi 

Dalam istilah setempat, bahasa Dawan, Tamkesi berarti sudah terikat kuat pada porosnya dan kokoh tidak tergoyahkan (namanun, nate aben, karna kekonten,karna helonten). Penamaan Tamkesi tidak terlepas dari sejarah panjang kehidupan nomaden yang mewarnai kultur rakyat Biboki dahulu untuk menemukan pusat bumi dengan bantuan Besi Tnais.

Besi Tnais adalah benda keramat kerajaan Biboki berbentuk timbangan. Lokasi Tamkesi dipercaya menjadi pusat bumi sehingga dijadikan pusat kerajaan Biboki yang dipimpin oleh seorang raja yang disebut Usif Kokoh/Kaiser. Selain itu, lokasi Tamkesi dianggap sempurna karena lengkap dengan unsur alam seperti batu, air, kayu, tanah karena dianggap memiliki kesakralan.

Warga Tamkesi yang merupakan Klan Usboko dari Suku Dawan atau dalam istilah setempat disebut Atoin Meto. Etnis Atoin Meto ini tinggal menyebar di Timor bagian Barat. Etnis ini mencakup kerajaan Biboki, Insana, Oenam (Miomaffo dan Mollo), Amanuban, Amnatun, Amarasi, Amfoan dan Ambenu. 

Atoin Meto secara harafiah berasal dari kata Atoni yang berarti manusia atau seorang laki laki dan meto yang bermakna kering, tandus, kritis, berdebu. Sebutan ini relevan karena jika kita melihat keadaan alam di pulau Timor didominasi oleh hamparan sabana dan stepa.

Warga setempat umumnya menggunakan bahasa Dawan. Karena warga yang tinggal di Tamkesi merupakan yang klan bangsawan, maka bahasa yang dipakai bahasa Dawan Kromo yang memiliki tingkatan seni sastra lebih tinggi dibandingkan bahasa Dawan rakyat biasa. Umumnya warga mengenakan kain tenun khas motif biboki dan pria memakai tutup kepala khas bangsawan yang disebut pilu atau destar.
Kehidupan masyarakat bersifat sosial kolektif yang mengutamakan kekeluargaan yang diatur dalam hukum adat setempat. 

Kaiser tidak memutuskan perkara karena diyakini bertindak arif dan penuh kasih sayang tetapi melalui para amaf. Amaf merupakan Raja-raja kecil yang memimpin suku-suku yang tersebar di seluruh penjuru kerajaan.

Secara umum, suku-suku ini digolongkan menjadi 2 suku besar yakni: Ama Naek Paisanaunu dan Ama Naek Belsikone. Masing-masing amaf menjadi semacam dewan perwakilan suku-suku kecil untuk menghimpun aspirasi rakyat dan mempermudah koordinasi misalnya pembangunan sonaf dan penyerahan upeti. (bersambung)

0 komentar :

Arsip Berita



Entri Populer